Banyak permintaan, Apple akan tambah produksi iPhone 12 hingga 2 juta unit

Kamis, 29 Oktober 2020 | 12:00 WIB Sumber: GSM Arena
Banyak permintaan, Apple akan tambah produksi iPhone 12 hingga 2 juta unit


INDUSTRI TEKNOLOGI - BEIJING. Awal bulan lalu Apple akhirnya resmi memperkenalkan lini iPhone 12 ke publik. Seri terbaru dan terbaik dari iPhone ini hadir dalam 4 varian berbeda. Untuk penjualan tahap pertama, baru varian iPhone 12 dan iPhone 12 Pro saja yang ditawarkan.

Setelah beredar beberapa hari di sejumlah negara, dikabarkan bahwa permintaan dua varian iPhone 12 tersebut sangat tinggi. GSM Arena mengabarkan bahwa Apple telah menghubungi mitra supply chain mereka untuk meningkatkan jumlah produksi.

Berdasarkan laporan dari Cinda Securities, Apple akan menambah produksi iPhone 12 hingga 2 juta unit. Secara keseluruhan, Cinda memprediksi bahwa permintaan iPhone 12 ke depannya bisa mencapai 80-85 juta unit.

Cinda juga memprediksi bahwa pengiriman iPhone 12 ke seluruh dunia pada tahun 2021 mendatang bisa mencapai 230-240 unit. Jika benar terjadi, lini iPhone 12 akan menjadi smartphone iPhone terlaris dalam sejarah.

Banyak permintaan, Apple akan tambah produksi iPhone 12 hingga 2 juta unit

Baca Juga: Apple melobi pemerintah AS, berharap mendapat keringanan pajak

Untuk saat ini, status iPhone terlaris masih melekat pada iPhone 6 dan iPhone 6 Plus, dengan estimasi penjualan sebanyak 222,4 juta unit.

Analis kenamaan yang dekat dengan Apple, Ming Chi Kuo, memperkirakan bahwa selama masa pre-order masyarakat telah memesan 7-9 juta unit iPhone 12 dan iPhone 12 Pro.

Kuo juga memprediksi bahwa varian iPhone 12 dan iPhone 12 Pro akan menyumbang hingga 60-70% dari total penjualan seri iPhone 12. Sementara iPhone 12 Pro Max dan iPhone 12 Mini menyumbang 15-20%.

Sempat bikin saham Apple anjlok

Apple pada hari Selasa (13/10) resmi merilis lini iPhone 12 yang memang telah dinanti banyak pihak. Sayangnya, setelah perilisan, saham Apple anjlok hingga 4%.

MarketWatch mencatat saham Apple Inc. (AAPL), -0,39% turun 2,65% menjadi US$ 121,10 pada hari Selasa. Jatuhnya saham Apple tersebut menghentikan kenaikan yang telah berhasil diraih sebelumnya selama dua hari berturut-turut. AAPL ditutup US$ 16,88, jauh di bawah catatan tertinggi pada 2 September yang mencapai US$ 137,98.

Baca Juga: Tim Cook terima paket saham Apple pertama sejak 2011, segini jumlahnya

Berdasarkan laporan Market Insider, saham Apple mulai anjlok beberapa saat sebelum Apple Event dimulai. Keadaannya menjadi lebih buruk saat iPhone 12 resmi diperkenalkan. Apple diperkirakan kehilangan US$ 81 miliar nilai pasarnya saat itu.

Varun Kannan, analis dari Canalys, menjabarkan beberapa hal yang mungkin menjadi alasan anjloknya saham Apple pada hari Selasa lalu.

Kannan secara khusus menyoroti hal-hal penting seperti ketersediaan adaptor charger serta AirPods pada kotak penjualan. Faktor minimnya upgrade juga bisa mempengaruhi.

"Ada banyak alasan untuk itu. Harga perangkata jadi salah satunya. Fakta bahwa Apple tidak menyediakan aksesoris seperti adaptor charger dan earphone dalam kotak penjualan adalah hal lainnya. Soal fitur, hanya dukungan jaringan 5G yang menjadi satu-satunya peningkatan berarti," ungkap Kannan, dikutip dari Live Mint.

Analis lain, yakni Prabhu Ram dari Cybermedia Research, juga mengungkapkan beberapa alasan yang menyebabkan anjloknya saham Apple. Salah satunya adalah ekspektasi yang berlebihan pada iPhone 12.

Selanjutnya: Ironis, adaptor charger diduga jadi penyebab saham Apple sempat anjlok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Terbaru